FAKTA GRUP – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Prancis, menyampaikan keyakinan bahwa Paviliun Indonesia dapat mencapai kenaikan transaksi hingga 20 persen di pameran industri makanan dan minuman terbesar di Eropa, SIAL Paris 2024, yang digelar dari 19-22 Oktober 2024.
Melalui rilis pers KBRI yang diperoleh ANTARA, Jakarta, Senin, Atase Perdagangan KBRI Paris Ruth Joanna pada Minggu (20/10) menyampaikan optimisme tersebut sesuai proyeksinya dua tahun lalu, yang memperkirakan peningkatan transaksi antara 10-20 persen di pameran tersebut.
Selama pameran, Paviliun Indonesia membawa 29 perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, yang diprakarsai oleh KBRI Paris, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian Indonesia.
Sementara itu, staf Media Relation Asosiasi Cokelat Bean to Bar Indonesia (ACBI) Aprilia Melissa mengatakan selama pameran, perusahaan tersebut menyediakan coklat premium dari biji cokelat yang diambil dari wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, dari Jawa Barat hingga Papua.
Ia mengaku produk dari Indonesia ditawarkan dengan harga yang tidak murah karena memiliki kekhasan dan kekayaan rasa yang berdaya saing dalam khazanah peta coklat premium dunia.
“Di SIAL Paris ini kami bertemu dengan varian potential buyer yang justru tidak mencari produk murah, tapi mereka mencari produk selected untuk menyasar market high end,” katanya.
Dia mengatakan calon buyer yang datang ke paviliun Indonesia sejauh ini sangat beragam mulai dari Prancis, Jepang, Hongkong, Brazil dan lain sebagainya.
Sementara itu, trader asal Dubai bernama Mohammad El Bana mengatakan cokelat Indonesia memiliki cita rasa lebih kaya dari yang ia bayangkan.
“Biasanya cokelat yang memiliki kandungan 100 persen akan terasa pahit, tapi cokelat dari Indonesia ini tidak pahit sama sekali,” ujarnya memuji produk cokelat dari brand Tevere asal Bandung.
Senada dengan El Bana, pengusaha di sektor turisme Abdelkrim Baberrih juga mengaku senang dengan sajian produk cokelat asal Indonesia dengan membawa turis Prancis untuk melihat langsung ke perkebunan cokelat.
“Kami ingin menyajikan paket turisme di mana wisatawan bisa melihat langsung proses di kebun hingga merasakan produk, dan dengan cokelat ini, Indonesia bisa memiliki peluang yang bagus,” demikian katanya.