Pemkab Demak Desak Pemerintah Pusat Tangani Darurat Banjir Rob

Kondisi Jalan Pantura Demak-Semarang, di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengalami banjir rob hampir setiap saat, sehingga mengganggu akses jalan pantura. (Dok, Ist)

Faktayogyakarta.id, NASIONAL – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, Jawa Tengah, bersama tokoh masyarakat dan warga terdampak, menyampaikan langsung keluhan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait kondisi darurat banjir rob yang terus berulang. Mereka berharap ada penanganan cepat dan serius dari pemerintah pusat.

“Untuk saat ini terdapat 22 desa di empat kecamatan yang terdampak banjir rob,” ungkap Pelaksana Harian (Plh) Bupati Demak, Muhammad Badruddin, saat ditemui di Demak, Sabtu (14/6/2025).

Badruddin, bersama masyarakat, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Demak, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, menghadap langsung Menteri PUPR pada 12 Juni 2025 di Jakarta.

Adapun empat kecamatan terdampak banjir rob yaitu Sayung, Karangtengah, Bonang, dan Wedung. Selain merendam permukiman, banjir rob juga melumpuhkan infrastruktur publik, kawasan industri, jalan, serta merusak lahan pertanian produktif.

Muhammad Badruddin menjelaskan, kondisi geografis Demak yang berada di wilayah hilir menyebabkan sedimentasi sungai cukup tinggi. Hal ini memicu aliran air meluap dan menyebabkan genangan rob yang makin parah.

“Kami juga memohon agar desain penanganan rob yang telah disusun oleh Pemprov Jateng bisa segera direalisasikan dengan dukungan dari pemerintah pusat,” tambahnya.

Ketua PCNU Demak, Aminuddin, turut menyuarakan keresahan masyarakat. Ia mengatakan, rob telah terjadi bertahun-tahun dan berdampak serius terhadap sosial dan ekonomi warga.

“Bahkan beberapa desa di Kecamatan Sayung secara perlahan tenggelam karena terus-menerus terendam air laut. Istigasah yang kami lakukan bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang menderita,” tegas Aminuddin. Ia juga berharap kehadiran pejabat pusat, termasuk menteri atau bahkan presiden, sebagai bentuk empati negara terhadap rakyat.

Sebagai langkah awal, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menurunkan lima pompa di wilayah Sayung dan menyusun penanganan jangka pendek untuk 22 desa terdampak sejak 10 Juni 2025.

Menteri PUPR Dody Hanggodo menegaskan bahwa penanganan rob di wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Kabupaten Demak, merupakan perhatian nasional.

“Pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang–Demak seksi 1 yang ditargetkan fungsional sebagai tanggul laut pada Januari 2026, diharapkan bisa mengurangi rob di wilayah Semarang hingga 70 persen. Namun Demak bagian timur yang berada di luar jalur tol masih menghadapi tantangan besar,” ujarnya.

Dody juga menyebutkan pemerintah tengah menyiapkan Badan Otorita Tanggul Laut Jawa. Desain penanganan rob senilai Rp1,7 triliun sedang diverifikasi dan akan langsung diajukan ke Sekretariat Negara agar prosesnya tidak melalui Kementerian Keuangan dan bisa dipercepat.

Direktur Sungai dan Pantai dari Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR menambahkan, pihaknya akan mengerahkan 12 pompa berkapasitas 500 liter/detik dari Semarang, Solo, dan Yogyakarta mulai 13 Juni 2025. Selain itu, lima unit alat berat juga diturunkan untuk percepatan penanganan darurat banjir rob.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *