Daerah  

Potensi Bahaya Keberadaan Rip Current, Sejumlah Pantai Gunungkidul Dipasang Bendera

Wisata Pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta.(Wikipedia)
Wisata Pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta.(Wikipedia)

GUNUNGKIDUL – Sebanyak 15 bendera peringatan telah dipasang di sejumlah pantai di Gunungkidul yang memiliki potensi bahaya akibat keberadaan palung atau arus balik (rip current).

Pemasangan bendera ini bertujuan untuk memperingatkan pengunjung agar tidak berenang di area yang berisiko tinggi.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 Pantai Baron, Marjono, mengungkapkan bahwa pemasangan bendera merah bertuliskan “Daerah Berbahaya dan Dilarang Berenang” dilakukan pada Minggu (2/2/2025).

“Kami telah memasang total 15 bendera sebagai tanda peringatan bagi pengunjung agar menghindari area berbahaya,” ujar Marjono saat pada Senin (3/2/2025).

Menurutnya, jumlah bendera yang dipasang memang terbatas, yakni satu bendera untuk setiap pantai. Beberapa pantai yang telah dipasangi bendera peringatan di antaranya Pantai Poktunggal, Sundak, Slili, Krakal, Drini, Sepanjang, Kukup, Nguyahan, hingga Ngobaran.

“Bendera ditempatkan di area yang memiliki palung atau arus balik,” tambahnya.

Marjono menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pencegahan kecelakaan laut, terutama setelah insiden di mana belasan pengunjung terseret arus, mengakibatkan empat orang meninggal dunia.

“Kami terus berusaha mengurangi risiko kecelakaan dengan memasang papan peringatan serta menegur pengunjung yang bermain di lokasi berbahaya,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemasangan bendera ini merupakan kegiatan rutin karena bendera yang dipasang cepat rusak akibat terpaan air laut dan panas matahari.

“Biasanya hanya bertahan sekitar dua bulan, setelah itu kami akan menggantinya dengan yang baru,” ungkap Marjono.

Sementara itu, Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 Pantai Baron, Surisdiyanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) selama lima tahun terakhir untuk meneliti fenomena arus balik.

Arus ini terbentuk ketika ombak bertemu dengan garis pantai yang melengkung, biasanya ditandai dengan adanya celah di antara barisan gelombang pecah.

“Hampir semua pantai di Gunungkidul memiliki arus balik, namun yang paling berbahaya terdapat di Pantai Drini,” paparnya.

Ia menambahkan bahwa berbagai langkah pencegahan telah dilakukan, termasuk mengingatkan pengunjung melalui pengeras suara agar tidak mendekati area berbahaya.

Meski demikian, masih ada wisatawan yang mengabaikan peringatan tersebut sehingga kecelakaan laut tetap terjadi.

“Beberapa pengunjung tetap nekat bermain di zona berbahaya meski telah diperingatkan,” katanya.

Surisdiyanto juga memberikan saran jika ada pengunjung yang terseret arus balik.

Menurutnya, mereka sebaiknya tidak panik dan mengikuti arus karena semakin ke tengah laut, kekuatannya akan berkurang.

“Jangan melawan arus dengan berenang langsung ke tepian, karena bisa menyebabkan kelelahan dan semakin terseret. Sebaiknya, biarkan diri terbawa arus hingga melemah, lalu berenang ke samping untuk keluar dari zona arus balik sebelum menuju ke tepi pantai,” pungkasnya. (sya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *