Izin Tak Kunjung Turun, Relokasi Pedagang Abu Bakar Ali ke Menara Kopi Masih Tersendat

Area parkir malioboro
Area parkir Malioboro eks Menara Kopi (dok.ist/FaktaYogyakarta.id)

FaktaYogyakarta.id, YOGYAKARTA – Proses relokasi pedagang dari Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali ke Menara Kopi Kotabaru tampaknya masih menemui jalan terjal. Meski lokasi baru berada di atas lahan Sultan Ground yang telah disewa hingga 2026, izin peninggian gapura dari Keraton Yogyakarta hingga kini belum juga turun. Hal ini menyebabkan kapasitas parkir bus di area tersebut berkurang drastis, dari yang semula mampu menampung 30 bus menjadi hanya 20 bus.

Menurut Doni Rulianto, selaku pengelola Lokasi Parkir Malioboro Kotabaru, kendala utama terletak pada gapura bertulisan “Area Parkir Malioboro” yang terlalu rendah. Kondisi ini membuat bus-bus besar kesulitan masuk dan keluar area parkir dengan lancar.

“Hilang 10 slot bus itu bukan hanya soal tempat, tapi juga potensi ekonomi yang ikut hilang,” ujar Doni, Senin (16/6/2025).

Uji coba pengoperasian parkir sejak Sabtu (14/6) hanya berhasil menarik antara 2 hingga 7 bus per hari, sebagian besar dari mereka adalah pelanggan rumah makan seafood, bukan rombongan wisatawan. Hal ini menunjukkan belum maksimalnya fungsi lokasi baru sebagai simpul ekonomi dan pariwisata.

Tak hanya itu, pedagang kaki lima yang telah puluhan tahun berjualan di Abu Bakar Ali, seperti Dwi, harus menghadapi penyesuaian lapak dari ukuran 2 meter lebih menjadi hanya 1,5×1,5 meter. Sudah dua minggu terakhir, ratusan pedagang mengaku kehilangan penghasilan karena masih menunggu kejelasan arah kebijakan.

Kendala lain di lokasi baru mencakup minimnya penerangan jalan, keterlambatan penyediaan fasilitas kelistrikan, serta belum rampungnya sistem pengelolaan limbah. Faktor-faktor ini membuat wisatawan enggan berjalan kaki ke kawasan Malioboro pada malam hari, yang biasanya menjadi waktu paling ramai kunjungan.

“Kalau izin dari Keraton bisa segera keluar dan akses diperbaiki, potensi ekonomi tempat ini sangat besar. Tapi sekarang semuanya masih setengah jalan,” pungkas Doni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *