FaktaYogyakarta.id, YOGYAKARTA – Memasuki pertengahan bulan Juni 2025, potensi gelombang tinggi di perairan Yogyakarta kembali menjadi perhatian serius. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta secara resmi mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku selama tiga hari, mulai dari 10 hingga 12 Juni 2025.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, tinggi gelombang diprediksi mencapai antara 2,5 hingga 4 meter, terutama di wilayah selatan Samudera Hindia yang mencakup perairan Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo.
“Kami mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan wisatawan, agar berhati-hati terhadap potensi gelombang tinggi yang dapat membahayakan aktivitas di laut,” ungkap Warjono pada Senin (9/6/2025).
Potensi gelombang tinggi di perairan Yogyakarta disebabkan oleh pola siklonik yang terbentuk di sekitar barat Sumatra serta perlambatan angin (shearline) di wilayah Jawa. Kombinasi ini meningkatkan kecepatan angin dan berdampak langsung terhadap tinggi gelombang laut.
BMKG menjelaskan, gelombang setinggi itu masuk dalam kategori “Tinggi” (zona oranye) yang bisa sangat berisiko, baik bagi pelayaran kapal kecil maupun keselamatan nelayan tradisional. Terlebih, kawasan pantai selatan Yogyakarta dikenal memiliki karakteristik ombak besar dan arus bawah laut yang kuat, sehingga kerap menjadi lokasi kecelakaan laut.
Selain wisatawan yang hendak berkunjung ke pantai, nelayan juga diminta untuk menghindari melaut jika kecepatan angin melebihi 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. “Kami harap seluruh pihak mematuhi peringatan ini agar terhindar dari risiko kecelakaan,” tambah Warjono.
Masyarakat diminta terus memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan mengikuti arahan petugas SAR setempat yang berjaga di sejumlah titik pantai.